Sahabat jalan

Meskipun saya sering traveling sendiri, tapi traveling memang paling asik bersama para sahabat, apalagi sahabat-sahabat saya. Kami berempat (saya, Pepita, Jade, dan Sri) telah bersahabat sejak kelas 1 SMA, berkenalan pertama kali karena sama-sama masuk ekstra kurikuler Pencinta Alam (PA) di SMA. Saat itu jadi anak PA adalah suatu hal yang sangat membanggakan, apalagi jadi cewek PA. Naik gunung, turun lembah, nyebur di sungai, masuk hutan, ditendang, digampar, dan lain-lain adalah hal yang biasa bagi kami. Karena sama-sama senasib sependeritaan, tak terasa persahabatan ini telah berjalan sangat lama. Ndelalah hobi kami semua sama: sama-sama scuba divers, sama-sama suka traveling tapi tidak suka shopping, sama-sama perokok dan suka minum, sama-sama gila dan suka mencela. Waktu SMA kami dengan senang hati jalan-jalan nebeng truk, tidur di terminal, naik gunung, masuk hutan di negara sendiri. Sesudah sama-sama bekerja dan punya uang sendiri, kami semua pun satu sama lain traveling ke luar negeri bersama – meskipun tidak pernah lengkap berempat.

Pepita --> Karir backpacker saya bermula bersamanya ketika kami keliling Eropa lebih dari sebulan. Dia sangat mahir dalam membaca peta dan arah, meskipun dia orangnya malu bertanya. Dia senang berjemur matahari tapi tidak pernah membuat kulitnya menghitam, paling hanya memerah dan akan cepat balik lagi. Dia perokok berat, suka minum tapi sangat gampang mabuk, selama puluhan tahun kami selalu mengurus after math-nya. Dia dijuluki ‘spesialis cowok jelek’ akibat keanehan seleranya terhadap cowok. Kalau ada sekumpulan cowok, dia pasti memilih yang paling jelek – jadi kami semua aman, tidak usah berebut.

Sri --> Dari semua sahabat saya, (orang tua) Sri paling tajir melintir tapi Sri tidak bermasalah jalan a la gembel. Hobinya pake baju berwarna ngejreng (kalau bisa berwarna sama dengan Stabillo) dengan merk segede gaban bertengger – oleh karena itu dia gampang dikenali di antara kerumunan orang. Volume suaranya besar dengan nada tinggi. Julukannya ‘Miss OD’ alias Over Dosis, karena doyan banget mengkonsumsi obat, mulai dari vitamin A sampai Z, obat pusing, obat masuk angin, obat batuk, obat gatel, dan lain-lain. Yang menyebalkan, dia seorang yang pelit - patungan dalam sen diperhitungkan, memakan makananannya yang tidak habis pun disuruh bayar.

Jade --> Dia dijuluki ‘radio bawel’ karena doyannya ngomooong melulu, ditambah dengan gerak-geriknya seperti animasi. Traveling jadi sepi tanpa ocehannya. Kelemahannya, dia tidak bisa menyetir mobil – jadi jangan berharap dia akan menjadi penanggung jawab menyetir mobil kalau kami sedang mabuk. Ada lagi kelemahannya yang lumayan mengganggu: bladder problem alias gampang dan sering banget buang air kecil. Perjalanan naik mobil bisa sebentar-sebentar berhenti, duduk di pesawat pasti memilih di gang. Pernah dia ngompol di bus Australia karena tidak bisa menahan pipis - alhasil kami kabur bersembunyi di toilet terminal bis akibat takut.

Setelah Pepita dan Sri berkeluarga plus mempunyai anak, maka ‘tamat’ lah riwayat traveling mereka. Seperti teori ‘genus mencari genus’ dimana dalam hal ini berarti ‘jomblo mencari jomblo’, maka geng traveling bertambahlah 2 orang, yaitu Nina dan Yasmin – yang juga berhobi dan berkelakuan sama.

Nina --> Saya kenal Nina dari Pepita karena mereka dulu sama-sama satu kuliahan. Dari semua sahabat saya, cuman dia yang kemampuan berenangnya menyaingi saya. Sayangnya, sejak dia kena panick attack saat diving, dia jadi claustrophobic – tidak berani lagi diving, ogah masuk gua, bahkan takut parkir di basement. Sama seperti saya, dia hobi makan enak dan banyak. Ukuran baju kami pun sama jadi gampang pinjam-pinjaman. Herannya, jam berapapun kami tidur, dia selalu bangun pagi duluan tanpa bantuan alarm. Itu karena ritual paginya sangat panjang, dia harus bolak-balik buang air besar dulu sambil baca dan merokok.

Yasmin --> Saya dan Yasmin sama-sama satu jurusan dan angkatan di kuliah, sama-sama tinggal di satu kos, sama-sama kerja sambil kuliah. Ciri khasnya adalah matanya sering berkedip dan sering batuk. Cuma dia yang tidak merokok (tepatnya sudah berhenti) dan minum alkohol, meski tidak keberatan untuk ikutan dugem – makanya dia jadi andalan untuk menjaga kewarasan saat kami mabuk. Dari dulu dia dijuluki ‘Miss Complain’ karena sering banget komplen kalau tidak sesuai dengan harapan, padahal hanya untuk hal yang sederhana saja. Contoh komplennya, “Hah? Ini teh apaan ya, Mas? Warnanya kok bening begini?!”. Karena saat ini cuma dia yang bekerja kantoran, maka rencana traveling dengannya harus diurus jauh-jauh hari – bahkan packing pun dia sudah mulai dari 2 minggu sebelumnya.

Asik-asik kan sahabat-sahabat saya?

About karangan ku

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.